Cegah Anak Berusia 2 Tahun Agar Tidak Meniru Ucapan Kasar Yang Didengarnya, Berikut Saran Bagi Orang Tua
SolusiTVnews.com | Medan – Menginjak usia 2 tahun biasanya anak mulai bisa meniru kata-kata yang ia dengar dari orang di sekitarnya.
Berkaitan dengan lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitarnya yang tentu saja tidak semuanya bisa memberikan dampak positif baik.
Hal ini tentu menjadi kekhawatiran orang tua akan perkembangan bahasa yang didengar dan diungkapkan anak.
Akan tetapi, orang tua juga tentu tidak bisa terus menerus untuk selalu membatasi anak untuk bersosialisasi dengan orang yang ada di sekitarnya.
Biasanya anak ikut-ikutan berbicara kasar karena mendengar dari teman bermainnya atau orang di sekitarnya.
Tentu saja kondisi ini membuat para orang tua kebingungan karena sulit dicegah atau sulit untuk diberitahu.
Untuk mengatasi rasa kekhawatiran tersebut, mungkin ada beberapa cara sederhana.
Di mulai dari masalah lingkungan berbicara kasar memang menjadi hal yang sangat membingungkan bagi para orang tua.
Kondisi lingkungan sangat sulit untuk diatasi karena adanya hubungan sosial, dengan kata lain, tidak mungkin kita selalu melarang anak keluar rumah.
Sudah pasti ada satu atau dua kali anak akan keluar rumah atau bahkan di sekolah, anak mendengar perkataan kasar dari teman sebayanya di kelas.
Berikut ini bisa membantu para orang tua untuk mengatasinya.
Pertama orang tua perlu menjelaskan, misalnya pada budaya Betawi banyak bahasa terdengar kasar.
Maka orang tua perlu menjelaskan bahwa memang ada kata-kata pada konteks tertentu yang sebaiknya tidak untuk diucapkan.
Yang kedua, jika anak sudah terlanjur sering mendengar dan juga mengenal kata-kata kasar, maka orang tua bisa menggunakan trik pengabaian.
Trik pengabaian adalah trik yang dilakukan orang tua dengan berpura-pura tidak mendengar ketika anak mengucapkan kata-kata kasar.
Misalnya ketika anak bilang “kucing” katakanlah kucing itu adalah kata kasar, ya sudah, kita tetap diam, cool atau pura-pura tidak mendengar.
Kalau sang anak sudah kesal didiamkan dan mengucapkan kata lain yang kita anggap positif, baru kita dengar dan tanggapi apa yang anak ucapkan.
Dan yang ketiga, Orang tua dan keluarga di rumah jangan lupa untuk menumbuhkan dan mengajarkan cara berbahasa yang sopan dan sikap yang santun kepada anak.
Ingat, bahwa pengaruh yang besar ataupun norma sopan santun, awalnya berasal dari dalam rumah.
Jangan sampai karena terlalu sibuk mengomentari anak tetangga yang bahasanya kurang sopan dan lupa bahwa istri dan suami juga sering mengungkapkan kata yang kasar ketika kesal atau ketika sedang marah.
(Red STV)