Terapi Lintah Sangat Populer di Eropa, Kemampuan Lintah Menghisap Darah Tanpa Rasa Sakit Digunakan Sebagai Pengobatan
SolusiTVnews.com | Nama lain lintah adalah pacet yang juga menjadi nama kecamatan di Mojokerto dan di Bandung.
Karena suka menghisap darah inilah, banyak orang takut dan jijik pada lintah.
Meskipun tidak berbahaya bagi manusia, beberapa orang alergi, gatal-gatal dan iritasi setelah digigitnya.
Australian Museum dalam artikelnya menyebut digigit lintah membuat tidak nyaman meskipun kehilangan darah yang tidak signifikan.
Namun siapa sangka, kemampuan lintah menghisap darah tanpa rasa sakit ini lah yang kemudian digunakan sebagai pengobatan.
Air liur lintah mengandung obat bius serta anti pembekuan darah.
Terapi lintah pernah sangat populer di Eropa antara tahun 1830-1850 untuk mengeluarkan darah kotor yang bisa diatur dengan banyaknya lintah yang digunakan.
Karena pada waktu itu diyakini bahwa kesehatan yang buruk dan penyakit disebabkan oleh darah kotor.
Sebuah makalah yang berjudul Leeching in the history, yang dipublikasikan di National Library of Medicine menulis bahwa :
Terapi lintah dengan tujuan pengobatan terdokumentasikan di lukisan makam Mesir Kuno yang dibuat sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi.
Orang Mesir Kuno menggunakan lintah untuk mengobati sakit kepala, infeksi sampai wasir.
Kemudian tahun 200 Sebelum Masehi terapi lintah juga digunakan di Yunani Kuno.
Sedangkan di Baghdad sekitar abad ke 11 Masehi Ibu Sina banyak menulis tentang terapi lintah dalam kitabnya The Canon of Medicine.
Memang ada literasi yang menyebut terapi lintah semasa Mesir Kuno, India Kuno, Yunani Kuno, Arab Pertengahan, Tiongkok Kuno, termasuk di kerajaan-kerajaan kuno Nusantara.
Memasuki awal abad 20 Masehi, terapi lintah dianggap mitos kuno.
Memasuki abad 21 Masehi ini, lintah yang dikembangbiakkan khusus digunakan untuk pengobatan radang sendi, penumpukan darah setelah operasi, dll.
Sumber: IG @majapahitstudyclub