Teknologi Kecerdasan Artifisial Dikembangkan Kementerian Kominfo Untuk pengawasan berita hoaks Dunia Maya
SolusiTVnews.com | Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berisinergi memperkuat penanganan berita palsu atau hoaks melalui pengembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) Natural Language Processing (NLP).
“Adanya kebutuhan dalam menciptakan sistem teknologi. Lewat kerja sama itu, Kominfo dan Korika BRIN akan menciptakan teknologi kecerdasan artifisial untuk melakukan analisis berita hoaks dan sentimen,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam acara Penandatanganan Kerja Sama Pengembangan Natural Language Processing Artificial Intelligence antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Aptika dan Korika BRIN di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, pada Kamis (13/4/2023).
Acara itu turut dihadiri Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kominfo Hary Budiarto, Plt. Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Aris Kusdaryono, Direktur Pengembangan Inovasi Korika Suryadi Putra, dan Direktur Membership Korika Rio Kiantara.
Semuel mengatakan, teknologi kecerdasan artifisial yang akan dikembangkan itu akan membantu Kementerian Kominfo menjalankan pengawasan atas berita hoaks yang masih marak tersebar di dunia maya.
Dalam hal itu, Korika akan menghasilkan algoritma yang dibuat melalui teknik NLP dan Machine Learning yang akan diberikan kepada Kementerian Kominfo untuk dapat dimanfaatkan.
“Hasil yang diharapkan Kominfo dapat memanfaatkan teknologi Kecerdasan Artifisial dalam menjalankan fungsi pengawasan atas berita hoaks dan sentimen di sosial media,” jelas Semuel.
Ketua Umum Korika, Hammam Riza, menambahkan kerja sama dengan Ditjen Aptika Kominfo merupakan salah satu tindak lanjut penerapan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia (Stranas KA) yang diluncurkan pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus 2020.
“Korika merupakan hasil pemikiran kolektif dan kolaboratif dari berbagai entitas yang melengkapi komponen quad helix, pemerintah, industri, akademis, dan komunitas untuk mengorkestrasi ekosistem kolaborasi untuk menghasilkan inovasi,” ujar Hammam
Kerja sama yang dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) itu diharapkan akan menjadi salah satu wujud nyata kolaborasi percepatan penerapan strategi nasional kecerdasan artifisial menuju Visi Indonesia 2045.
“Itu sejalan dengan pembentukan Korika yang merupakan gabungan pusat inovasi kecerdasan artifisial (PIKA) saat BPPT,” pungkas Ketua Umum Korika.
Sumber: infopublik.id